Spritualiti dalam diri seseorang Muslim adalah perasaan tunduk dan tawadhuk kepada Allah Sang Pencipta; pada kekuasaan dan ilmuNya yang muncul lantaran kesedarannya terhadap hubungannya dengan Nya.




Spiritualiti yang meningkat akan menjadikan seorang muslim sentiasa hidup dalam suasana iman.Dia akan semakin tegas dan istiqomah dalam sikap dan langkah hidupnya.Dia akan semakin terikat dengan syariat Allah swt dengan perasaan redha dan tenteram.Perasaan redha dan tenteram dengan syariat Allah swt, itu akan menjadikannya kuat dalam menghadapi segala persoalan hidup.

Dikisahkan bahawa ketika mendengar khabar tentang kedatangan pasukan Quraisy yang jumlahnya cukup besar sedang menuju di Badar dengan memberikan pukulan yang mematikan terhadap Muhammad dan kawan-kawannya, Rasulullah saw sebagai kepala Negara sekaligus panglima perang, bermusyawarah dengan para sahabatnya dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Rasulullah saw bersabda kepada mereka, “Makkah telah melontarkan bahagian besar kekuatannya.”

Rasulullah pun bersabda, “Bagaimana pendapat kalian?”

Saad bin Muadz ra salah seorang pemimpin Ashar mengatakan, “ Kami bukanlah orang-orang Yahudi yang mengatakan kepada Musa, ‘ Pergilah engkau bersama Tuhanmu berperang, sementara kami tinggal di sini! ’ Namun kami adalah orang yang mengatakan, ‘Pergilah Anda bersama Tuhan Anda berperang dan kami akan berangkat menyertai anda berdua…!’ Oleh itu, sekalipun engkau berjalan memerangi musuh ke Barkul Ghumud (suatu daerah di Yaman) , pasti kami akan menyertaimu, wahai Rasulullah !”

Rasulullah saw pun gembira dengan pernyataan yang menunjukkan keberanian dan semanagat tempur yang tinggi. Dalam pertempuran itu kaum muslim menang dan berhasil membunuh 70 orang Quraisy termasuk tokoh-tokohnya seperti Abu Jahal, Umayyah, Utbah, dan Syaibah bin Rabiah, serta menawan 70 lainnya. (lihat : Ibnu Katsir, Al BIdayah wa an-Nihayah, 3/14-15)




Itulah kekuatan yang muncul lantaran kesedaran akan hubungan dengan Allah swt. Hal ini juga tampak pada kesungguhan kaum muslim di dalam Perang Mu’tah yang jumlahnya cuma 3000 orang ketika bertempur melawan 200 000 pasukan Romawi dan gabungan pasukan Arab di daerah Utara.Tiga orang Panglima yang diutus Rasulullah saw pada saat itu , Jenderal Zaid bin Haritsah, Jenderal Ja’far bin Abi Talib, dan Jenderal Abdullah bin Rawahah gugur sebagai syuhada setelah bertempur dengan kekuatan yang luar biasa . Salah seorang di antara ketiga panglima itu, Jenderal Abdullah bin Rawahah memberikan dorongan yang menghasilkan kekuatan Spiritual yang sungguh luar biasa. Sebab sebelumnya terjadi musyawarah untuk mengambil langkah yang tepat , mengingat kekuatan yang dihadapi kaum muslim sangat besar sekali. Abdullah bin Rawahah mengharapkan agar pasukan tidak berundur dan meminta bantuan pasukan kepada Rasulullah. Dia berkata, “Wahai kaum muslim, sesungguhnya yang paling kami sukai pada saat kalian keluar(dari benteng/kota Madinah untuk berjihad) adalah kalian mencari syahadah (mati syahid), kita tidak memerangi manusia dengan jumlah personal, juga tidak memerangi mereka dengan kekuatan dan banyaknya pasukan yang kita miliki, kita tidak memerangi mereka melainkan denagn agama yang dengannya Allah telah memuliakan kita. Kerana itu , berangkatlah . Sesungguhnya hasil dari perang ini hanyalah satu diantara kebaiakn : Menang atau mati syahid !” ( Lihat : Ibnu Katsir, Al bidayah wa an Nihayah, III/428)

Spiritualiti seorang Muslim menghasilkan rasa takut kepada Allah ( khasyiatullah). Rasa takut kepada Allah swt, itu menjadikannya memiliki kekuatan dan ketegaran yang luar biasa. Ketika kaum muslim dikepung dalam Perang Ahzab, orang-orang munafik cuba menakut-nakuti mereka. Namun, kaum Muslim tidak gentar sama sekali.

Para ulama yang benar-benar konsisten dengan ilmu yang mereka miliki adalah orang yang takut kepada Allah. Khasyitullah yang mereka miliki itu membuat mereka memiliki kekuatan spiritual sehingga berani dan merasa ringan menyampaikan nasihat kebenaran kepada para penguasa.

Suatu ketika salah seorang murid seorang ulama besar Al-Izz bin Abdus Salam bertanya kepada gurunya tatkala gurunya menasihati seorang penguasa, “ Wahai guru, apakah Anda tidak takut kepadanya?” Al-Izz menjawab, “Demi Allah, wahai anakku, sungguh aku telah menghadirkan kewibawaan Allah swt, dalam diriku sehingga penguasa(sultan) itu dihadapanku seperti seekor kucing.” (Lihat: Fauzi Sanqarith, Taqarrub ila Allah)

Kekuatan spiritual bukanlah mistik atau kesaktian yang muncul kerana membaca zikir-zikir tertentu. Bukan itu, kekuatan itu muncul lantaran keyakinan akan takdir allah, keyakinan akan ajal, sikap tawakal yang benar, dan keyakinan bahwa Allah swt pasti akan menolong orang-orang Mukmin ( Lihat : QS Ar Rum : 47)

Keyakinan akan mendapatkan pertolongan dan perlindungan Allah swt akan tertanam dalam diri seorang muslim manakala dia dekat denganNya. Bagaimana caranya?

Dalam sebuah hadis qudsi Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah telah berfirman :

Siapa yang memusuhi Kekasihku (waliku) maka Aku akan menyatakan perang kepadanya.Tidaklah mendekat kepadaKu seorang hambaKu dengan sesuatu yang lebih Kusukai daripada dia menjalankan kewajipan yang telah Kufardhukan .Tidak henti-hentinya seorang hambaKu mendekat kepadaKu dengan melakukan amalan-amalan sunnah hingga Aku menyukainya . Bila Aku telah suka kepadanya, maka Akulah yang akan menjadi pendengarannya, penglihatannya dan tangannya yang digunakan , dan menjadi kaki yang dijalankannya.Apabila dia memohon kepadaKu pasti Kukabulkan, dan jika dia berlindung kepadaKu pasti Kulindungi.
(HR Al Bukhari.Lihat : Imam An Nawawi, Riyadh Ash Shalihin Bab Mujahadah)

Kalau kesedaran spiritual kaum Muslim telah mencapai taraf itu, InsyaAllah kaum Muslim memiliki kekuatan tiada tandingan.

0 comments: